Minggu, 12 Desember 2010

Psikologi Perkembangan, Defence Mechanisme

Mekanisme Pertahanan Diri Manusia

Oleh : DEWI ULFAH ARINI, Psikolog
Directure of ToBee Consulting Psychology.

Setiap orang memiliki tingkat toleransi tertentu yangtidak selalu sama setiap saat. Dalm menghadapi frustasi dan ketegangan. Bila suah mencapai tingkat toleransi itu atau bahkan sudah melebihinya, ketegangan perlu dilepas dengan beberapa jenis perilaku yang bisa diterima atau yang sifatnya defensive ( pertahanan ). Orang yang bersangkutan harus memilih jenis tingkah laku mana yang akan dipergunakannya untuk mempertahankan integritasnya kalau ia gagal meraih apa yang diinginkan dan merasa frustasi.
Perilaku seperti agresi tersembunyi, substitusi, menarik diri, proyeksi supresi (menekan), reaction formation, merupakan kategori mekanisme pertahanan diri yang biasa dipakai untuk melepaskan ketegangan.
Dalam penjelasannya mengenai mekanisme pertahanan diri adalah:
1. Agresi
Perilaku yang ditujukan untuk menyakiti seseorang atau merusak sesuatu benda. Seorang anak yang sering melihat, menonton atau mendapatkan perlakukan kekerasan dalam dirinya, lebih banyak melakukan pertahanan dirinya dengan kekerasan atau bersifat agresif, baik itu secara verbal maupun secara non verbal.
Agresif secara verbal adalah bentuk kekerasan yang dilakukan dengan menggunakan ucapan atau kata-kata yang ditujukan untuk menyerang seseorang, seperti mengolok-olok, menyindir atau marah-marah. Sedangkan untuk Agresifitas secara non verbal adalah bentuk kekerasan yang dilakukan dengan menggunakan tidak kekerasan secara fisik, seperti memukul, menendang, menjambak dan menggigit, dll.
2. Substitusi
Bisa menerima atau puas dengan sasaran pengganti, untuk menggantikan tujuan yang diinginkan.
3. Menarik Diri
Menarik diri secara intelektual, emosional maupun fisik
4. Proyeksi
Mekanisme mempertahankan ego dengan menyalahkan orang lain atas keinginan-keinginannya dan dorongan-dorongan dalam dirinya yang tidak bisa diterima.
5. Supresi
Secara sadar menekan keinginan atau dorongannya
6. Reaction Formation
Mekanisme untuk mempertahankan ego, dimana yang bersangkutan dengan sadar bersikap dan berperilaku kebalikan dari berbagai keinginan bawah sadarnya yang tertekan.

Seperti yang kita ketahui bahwa, pandangan seseorang mengenai kemampuan dan tingkat keberhasilan yang dimilikinya sebagian besar didasarkan pada sejarah sukses dan kegagalan dilingkungan sekolah maupun dalam lingkungan sosialnya.